MENTARI PAGI EDISI 601, KAMIS 15 OKTOBER 2020
Oleh : Himpunan Mahasiswa Analis Efek Universitas Mh Thamrin
15 Oct 2020
REVIEW IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu (14/10/2020) mengalami penguatan sebesar (+0.84%) sehingga mengangkat IHSG pada level 5,176.099. Pada perdagangan kemarin hanya terdapat tiga sektor mengalami pelemahan sementara sektor lainnya menutup menguat.

Perdagangan kemarin mengalami penguatan yang cukup besar, kemudian dilanjut oleh sektor yang mengalami penguatan paling besar yaitu jatuh kepada sektor Mining yang mengalami penguatan tertinggi pada perdagangan kemarin sebesar (+3.72%) kemudian diikuti oleh sektor Infrastructure, Utilities and Transportations menguat sebesar (+1.69%). Kemudian, di sisi lain terdapat sektor yang mengalami pelemahan paling dalam, yang dialami oleh sektor Property, Real Estate and Building Construction sebesar (-0.92%). Pada perdagangan kemarin tercatat sebanyak 14.28 milyar saham diperdagangkan dengan total nilai transaksi sebesar 12.02 triliun. Kemudian pada perdagangan kemarin asing tercatat melakukan aksi pembelian bersih, sehingga mencatatkan Net Foreign Buy pada perdagangan kemarin sebesar (+25) Milyar.

Hari ini kami memprediksi bahwa IHSG akan bergerak menguat, hal ini disebabkan karena IHSG pada perdagangan hari kemarin terjadi penguatan, meskipun Dana Moneter Internasional (IMF) menurunkan proyeksi pertumbuhan GDP Indonesia. Kenaikan IHSG merupakan kenaikan 8 hari beruntun yang membuat bursa acuan lokal mendekati level psikologis 5.200. Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi beli bersih sebanyak Rp 47 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi hari kemarin sangat jumbo menyentuh Rp 12 triliun. Kemudian jika dilihat berdasarkan analisa Teknikal dengan indikator Moving Average 13 dan 34 bahwa kelihatannya akan terjadinya persilangan Golden Cross sehingga prediksi IHSG hari ini akan menguat sama seperti hari sebelumnya.

BERITA EKONOMI

Setelah Reli 8 Hari, Harga CPO Akhirnya Kandas Juga

Harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) di bursa berjangka melemah untuk pertama kalinya setelah reli delapan hari beruntun.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Rabu (14/10/2020), hingga pukul 15.14 WIB, harga CPO untuk kontrak Desember 2020 di bursa Malaysia berada pada level 3.003 ringgit per ton, stagnan jika dibandingkan dengan perdagangan hari sebelumnya. Faktor cuaca dan prospek stimulus di Amerika Serikat menjadi katalis utama pergerakan harga komoditas andalan Indonesia dan Malaysia ini.

Institutional sales manager and broker untuk Phillip Futures di Kuala Lumpur Marcello Cultrera menyatakan bahwa salah satu faktor penekan harga adalah proyeksi produksi CPO yang lebih tinggi di Indonesia.

Indonesia memang merupakan pemasok lebih dari setengah jumlah produksi CPO di seluruh dunia. Adapun, produksi minyak kelapa sawit di Indonesia kemungkinan akan mencetak rekor terbaru setelah fenomena La Nina diproyeksikan akan meningkatkan output.

Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia Derom Bangun juga mengatakan output kemungkinan akan meningkat 4 persen menjadi 49 juta ton pada tahun depan dari hanya 47 ton pada tahun ini.

Produksi CPO pada tahun ini juga kemungkinan berubah dikarenakan masa kemarau yang lebih panjang dan penggunaan pupuk yang lebih sedikit pada tahun lalu.

Meskipun proyeksi output akan meningkat tahun depan, tingkat pertumbuhan tahunan mulai melambat karena lahan perkebunan tidak berkembang secepat dulu dan program penanaman kembali berjalan lambat.

Menurut Hima AE, Frekuensi hujan yang lebih tinggi dinilai berdampak pada terhambatnya pengiriman minyak kelapa sawit. Hal tersebut pun berimbas pada penurunan produksi dan menyebabkan kenaikan harga CPO. Selain itu, disahkannya omnibus law UU Cipta Kerja juga turut mengangkat harga minyak kelapa sawit. Dengan persyaratan investasi yang dipermudah, investor asing akan mudah memasuki Indonesia dan membuka peluang investasi di sektor minyak kelapa sawit. Selain faktor cuaca, penurunan produksi CPO juga disebabkan oleh penurunan jumlah pekerja di perkebunan kelapa sawit akibat pandemi virus corona. Pergerakan harga CPO juga dipengaruhi oleh sentimen di AS. Kabar pemilihan presiden dan kelanjutan pembahasan stimulus fiskal akan mendukung ekonomi dan bursa saham di negara tersebut, sehingga akan turut mengerek naik nilai minyak kelapa sawit.

Sumber: CNBC, Market.Bisnis

REKOMENDASI SAHAM

Pada perdagangan Rabu, 14 Oktober 2020 PT. Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) ditutup menguat sebesar +7,95% pada harga Rp 380. Jika dilihat dari Analisis Teknikal pada perdagangan kemarin membentuk Bullish Candle yang mengindikasikan adanya potensi penguatan. Hal ini juga didukung oleh indikator Moving Average 10, Parabolic Sar,  MACD dan Volume yang memiliki korelasi positif terhadap penguatan saham tersebut.

Pada perdagangan terakhir harga perusahaan berada tepat diatas Moving Average 10 dan Parabolic sar yang mengindikasikan akan terjadinya tren naik. Kemudian, pada indikator MACD terlihat telah terjadi Golden Cross yang menandakan terjadinya Bullish Reversal. Indikator-indikator tersebut juga diperkuat dengan Volume perdagangan yang didominasi oleh aksi beli (Buy).

Recommendation: Buy

Target Price     : Rp 415

Stop Loss        : Rp 360

 

(DISCLAIMER ON)


Telah diterbitkan di

https://hima-analisefek.com/2020/10/15/mentari-pagi-edisi-601-kamis-15-oktober-2020/